Disudut lorong
ditengah himpitan gedung-gedung tua bangunan colonel belanda pada zaman
penjajahan, ditatapnya lekat-lekat gitar tua itu. “ oh dengan apa lagi ku bisa
dapatkan uang? “ gumannya sambil memunguti sempalan-sempalan gitar itu yang
telah hancur karena kejadian tadi malam. Sempoyongan ia melangkahkan kaki ,
tapak demi tapak namun tak ada tujuan pasti. “heh van… mau kemana? “ Tanya adi
sambil menepuk pundaknya dari belakang “eh kamu di, gak tau ni di bingung gua”
jawab evan “loh loh muka km babak belur gitu kenapa?” Tanya Adi penasaran
“ceritanya
guntur prasetyo
Senin, 01 Mei 2017
Minggu, 30 April 2017
Menyapa Cinta
Terik surya pagi menyapa hari
Daun-daun hijau segar melambai santai
Mengajakku tuk bengkit
Tuk mengejar sebuah mimpi
Yang telah tergantung
Di atas gelombang awan nan tinggi
Namun…
Kamis, 13 April 2017
Selasa, 14 Maret 2017
Tak Mengerti
Doorr!!!
Gunung meletus…
Memuntahkan segala isi dalam perutnya
Buta kah? Tuli kah?
Hingga kau masih saja tak mengerti…
Oh…
Ini kah yang dinamakan akhir…???
Guntur
Prasetyo
Sabtu, 14 Mei 2016
Senin, 09 Mei 2016
Senin, 25 April 2016
Minggu, 11 Oktober 2015
Senin, 29 Juni 2015
Langganan:
Postingan (Atom)
Cerpen (Sarjana Bengis)
Disudut lorong ditengah himpitan gedung-gedung tua bangunan colonel belanda pada zaman penjajahan, ditatapnya lekat-lekat gitar tua itu. “ ...